Tuesday, August 7, 2012

Mudik: Pulang Kepada Nilai Kemanusiaan Kita

Udik artinya kampung atau desa. Oleh sebab itu kita menyebut "mudik" untuk menggambarkan satu perjalanan pulang ke kampung halaman setelah sekian lama kita meninggalkannya. Meski secara spesifik tradisi mudik memang hanya terjadi di Indonesia tapi saya yakin "mudik" dalam arti luas mungkin juga terjadi di semua negara dengan adat dan agama mereka. Film "Home Alone" yang selalu diputar menjelang Natal misalnya sedikit banyak sebenarnya juga bercerita mudik ala barat. Orang Jepang juga mudik pada saat musim bunga sakura, mereka menyebutnya sebagai "golden week".

Sebenarnya secara naluri kita selalu suka atau bahkan butuh sewaktu-waktu sejenak kembali ke tempat darimana kita berasal. Itulah sebabnya secara naluri hampir semua orang pasti suka naek gunung. Bayangkan naek gunung itu sebenarnya capeknya ga ketulung, biayanya lumayan, bekalnya berat, ngatur waktunya susah, resikonya besar, dan semua itu hanya untuk sekedar melihat matahari terbit dari puncak gunung, atau menginap semalam dua malam di lerengnya. Kesenangannya apa? Saya menyebut naek gunung adalah "meninggalkan kehidupan duniawi sejenak". Meninggalkan hiruk-pikuk dunia yang melelahkan, meninggalkan teknologi, tak ada sinyal HP, tak ada televisi, tak ada listrik, kita kembali ke api, kayu bakar, tenda dan air mentah. Pergi ke gunung itu seperti menengok bagian bumi yang tak terjamah teknologi, tak dikotori polusi, lalu menyadari bahwa dunia adalah seperti itu sebelum berubah seperti sekarang ini.

Pun mudik. Meski sejatinya cuma sebuah tradisi bagi saya mudik adalah perjalanan ruhani. Jika naek gunung adalah untuk melihat "bagaimana alam ini sebelum seperti ini" maka mudik adalah untuk melihat "bagaimana kita dulu sebelum seperti sekarang ini". Mudik adalah istirahat sejenak setelah setahun penuh kita menjadi "robot" di perkotaan, perantauan. Untuk apa? Jika naek gunung adalah kembali "ke alam" maka mudik adalah kembali ke "kemanusiaan" kita. Sedikit banyak mudik adalah tentang nostalgia. Tentang masa kecil, tentang masa lalu, tentang tawa, tangis, bahagia, juga luka.
Dan tahukah anda? dunia inipun perantauan sesaat. Pada waktunya kita akan "mudik", kembali ke suatu tempat yang abadi. Dari sanalah kita berasal.   

1 comment:

  1. Halo, saya Rasheeda Muhammad dari Indonesia, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan semua orang di sini untuk berhati-hati dari semua pemberi pinjaman pinjaman yang menimbulkan menjadi nyata. Mereka semua penipuan dan palsu dan niat mereka adalah untuk merobek Anda dari uang Anda sulit diperoleh. Saya telah menjadi korban pinjaman perusahaan ini tetapi tidak ada yang mampu memberikan pinjaman saya mencari sampai aku datang di Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Dia menawarkan saya pinjaman pada tingkat bunga yang terjangkau dari 2% dengan hanya beberapa formalitas dan requirements.After saya bertemu dengan persyaratan dan kondisi perusahaan, pinjaman saya disetujui dan saya sangat mengejutkan, itu ditransfer ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari 24 jam. Anda dapat menghubungi Ibu Amanda melalui emailnya amandaloan@qualityservice.com dan Anda juga dapat menghubungi saya di rasheedamuhammad10@gmail.com saya email saya hanya bersaksi Ibu Amanda akan baik dan bantuan yang diberikan kepada dia saya dan keluarga saya dan saya juga ingin Anda menjadi penerima manfaat dari tawaran pinjaman nya.

    ReplyDelete